Praktikum PH Tanah Colorimtris
A. ACARA VIII : PH Tanah Colorimtris
B. TANGGAL
: 9 Maret 2022
C.
TUJUAN
1. Menetapkan pH tanah secara colorimetris dengan H2O (pH H2O) / Ph Aktual
2. Menetapkan pH tanah secara colorimetris
dengan KCl (pH KCl) / pH Potensial.
D.
METODE : Colorimetris
E. ALAT
DAN BAHAN
Alat
1. Tabung reaksi
2. pH Stik & pH Meter
3. Sprayer
4. Kertas label
Bahan
1. Contoh tanah Regosol, dengan diameter : 0,5 mm.
2. Aquadest
3. KCl
F. CARA
KERJA
1. Tabung
reaksi diisi tanah Regosol dan H20 (aquadest) dengan c. Pada tanah ringan gejala penguraian agregat lebih jelas,
karena perbandingan I tanah 1 cm,
aquadest 4 cm, sehinaga tinggi hanya ada dua kemungkinan, yaitu utuh atau terurai sama tanah + aquadest menjadi
5cm.
2. Larutan
dikocok hingga homogen dan dibiarkan mengendap gejala- gejala antara bempa retak dan pecah. Gcjala-gejala
lalu warna jernih di bagian atas
dicatat, misalnya kuning.
3. Dimasukkan
pH stik dengan hati-hati dalam tabung reaksi (seluruh indikator stik tercelup dalam larutan jernih).
4. pH
lebih stik akurat kemudian bisa digunakan dicocokkan pH meter.dengan balok komparator dan perbandingan dicatat
pH-nya.
5. Ulangi langkah I -4 dengan menggunakan KCI
G. HASIL
PENGAMATAN
1. Data Pengamatan : Tanah Regosol
Larutan |
Warna Larutan |
Colorimetris |
pH Meter |
H2O |
Keruh |
6,5 |
Asam |
KCL |
Keruh |
5,06 |
Asam |
2. Keterangan (ulap)
a. Warna
larutan pada larutan dilihat secara visual (missal: kecoklatan keruh/jernih).
b. Colorimetris pH stik disertai nilai pH pada balok
parameter.
c. pH meter digunakan untuk pengukuran pH yang lebih akurat
H.
PEMBAHASAN
PH tanah
adalah salah satu dari beberapa indikator kesuburan tanah, sama dengan keracunan tanah. Level optimum pH
tanah untuk aplikasi penggunaan lahan
berkisar antara 5–7,5. tanah dengan pH rendah (acid) dan pH tinggi
(alkali) membatasi pertumbuhan tanaman.
Efek pH tanah pada umumnya tidak langsung.
Di dalam kultur larutan umumnya tanaman budidaya yang dipelajari pertumbuhannya baik/sehat pada level pH 4,8
atau lebih (Bunting, 1981). PH tanah
menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (didalam tanah). Makin
tinggi kadar ion didalam tanah, semakin
masam tanah tersebut. Bila kandungan H sama
dengan maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7
(Hardjowigeno,2010)
Larutan
mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam, dan lebih besar dari 7 disebut alkalis. Reaksi
tanah ini sangat menunjukkan tentang
keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi
proses-proses biologic. Nilai pH tanah
dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang komplit antara lain kejenuhan basa, sifat
misel dan macam kation yang terserap.
Semakin kecil kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH
nya semakin rendah. Sifat misel yang
berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda
walau kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung Na lebih
tinggi mempunyai pH yang lebih tinggi
pula pada kejenuhan basa yang sama.
PH tanah
sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengaruh langsung berupa ion
hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun.
Kisaran pH tanah mineral biasanya antara
3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang
dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH
lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan
tanah mempunyai persediaan hara yang
cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman
Berdasarkan
hasil pengamatan, kedua sampel diatas bersifat masam. Hal ini di tunjukan dengan pH sampel kedua tanah di
bawah 7. Sampel tanah regosol
dengan
larutan H2O memiliki pH sebesar 6,50 dan tanah regosol dengan larutan kcl memiliki pH sebesar 5,06, sehingga dari
pengamatan tersebut kedua sampel dengan
larutan berbeda merupakan tanah masam.
Tanah
masam adalah tanah yang memiliki nilai pH kurang dari 9 baik berupa lahan kering maupun lahan basah. kemasaman
tanah ditentukan oleh kadar atau
kepekatan ionhidrogen di tanah tersebut. Bila kepekatan ion hidrogen
di dalamtanah terlalu tinggi maka tanah
akan bereaksi asam, sebaliknyabila
kepekatan hidrogen terlalu rendah maka tanah akan bereaksibasa. Pada
kondisi ini kadar kation OH- lebih
tinggi dari ion H+.
Tanah
bereaksi masam (pH rendah) adalah tanah kekurangan kalsium (Cao) dan magnesium (MgO) yang disebabkan oleh
curah hujan yang tinggi, pupuk pembentuk
asam, drainase yang kurang baik, adanya unsur unsur yang berlebihan seperti (Al, Fe dan Cu) dan proses
dekomposisi bahan organik.
pH tanah
begitu berpengaruh semasa pertumbuhan vegetasi tanaman. Pengukuran dan pendeteksi pH sangat penting
karena dapat membantu kita untuk
mengelola tanah dengan baik sehingga tanaman bisa tumbuh dengan subur
dan sempurna. Jika tanah terlalu masam
maka akan menyebabkan kerusakan pada akar
sehingga menurunkan kualitas dan hasil panen. Sedangkan jika pH tanah
terlalu basa akan menyebabkan tingginya
kandungan alkali pada tanah sehingga
menghambat laju pertumbuhan tanaman. Hal ini juga ditunjukkan dengan
terdapatnya vegetasi alang-alang dan komba-komba di sekitar tempat
pengambilan keempat sampel tanah.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pH tanah adalah kejenuhan basa, sifat misel, dan macam kation yang terserap.
Didaerah basah pencucian dengan mudah
melenyapkan Na karena daya ikatannya pada tanah pertukaran tidak kuat.
Adanya pengaruh garam-garam terlarut
didalam tanah yang mengendap secara alami di
dalam tanah didaerah-daerah yang tanahnya kering, atau sebagai
akibat penambahan irigasi (Hardjowigeno,
2003)
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion dan
ion mineral tanah, air hujan dan bahan
induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit
yang secara alami merupakan komponen
renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah, selain itu bahan organik dan tekstur
Bahan
organik mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin
banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga
tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar
kation yang tinggi. tanah yang banyak
mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam.
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
kemasaman tanah, yaitu kejenuhan basa, sifat misel, bahan organik tanah, bahan induk tanah,
vegetasi, pertumbuhan tanaman, dan curah
hujan (Foth,1988).
I.
KESIMPULAN
1. PH
tanah adalah salah satu dari beberapa indikator kesuburan tanah, sama dengan keracunan tanah.
2. Level
optimum pH tanah untuk aplikasi penggunaan lahan berkisar antara 5– 7,5. tanah
dengan pH rendah (acid) dan pH tinggi (alkali) membatasi pertumbuhan tanaman.
3. Larutan
mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam, dan lebih besar dari 7 disebut alkalis.
4. pH
tanah begitu berpengaruh semasa pertumbuhan vegetasi tanaman. Pengukuran dan pendeteksi pH sangat penting
karena dapat membantu kita untuk
mengelola tanah dengan baik sehingga tanaman bisa tumbuh dengan subur dan sempurna.
5. . Nilai
pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang komplit antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan
macam kation yang terserap.
DAFTAR PUSTAKA
Andela, Fitri. 2016. "Laporan
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah". Universitas Jambi
Anonim. 2019. Petunjuk Umum Praktikum Dasar Ilmu Tanah Pertanian. Institut STIPER Yogyakarta
Font, Henry D. 1999. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Hanafiah, K A. 2014. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Press Hardjowigeno,
Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta:
Akademika Pressindo.
Komentar
Posting Komentar