Praktikum Kadar Kapur Equivalen (Setara Tanah)
A. ACARA IV : Kadar Kapur Equivalen (Setara Tanah)
B. TANGGAL : 23 Maret 2022
C. TUJUAN : Menetapkan kadar kapur (CaC03) secara tepat D. METODE : Mohr
E. ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Kalsimeter
2. Timbangan Analitis
3. Lampu Spritus (Bunsen)
4. Penumpu kaki tiga dan asbes
Bahan
1. Contoh tanah kering angina / udara, dengan (I) 0,5 mm.
2. HCI 2 N
F. CARA
KERJA
a. Ditimbang kalsimeter kosong, bersih, kering (a gr),
b.
Masukkan contoh tanah ± 5 gr kedalam Calsimeter lalu ditimbang (mi-sal b gr).
c. Isi
bagian atas kalsimeter dengan HCI 2N sampai % nya (harus dijaga agar kran kalsimeter tertutup rapat hingga HCI
tidak menetes) kemudian ditimbang (c gr)
d. Kran dibuka
dan HCI dialirkan setetes demi setetes kedalam tempat tanah dengan digoyang-goyangkn perlahan.
e. Setelah
HCI habis kalsimeter dihangatkan sebentar dalam api kecil ( hati hati terhadap
penguapan air ).
f.
Didinginkan 30 menit, kemudian ditimbang (d gr ). Reaksi : CaC03 + 2HCl —.CaCl2 + H2O + C02
G. HASIL
PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
• Kalsimeter kosong (a) = 98, 756 gram
• Tanah 5 g + kalsimeter (b) = 103, 716 gram • Kalsimeter + HCL 2N (c) = 127 gram
• Kalsimeter dingin (d) = 126,936 dram
2. Rumus
BTKM = x (b-a)
gram
CaCO 3 = x 100 gram
Kadar Kapur = x 100%
3. Perhitungan
BTKM = x ( 103,716 – 98,756 ) gram
= 4,96 gram
CaCO3 = 127−126,936
44�� 100����
= 0,145 gram
Kadar Kapur = 0,145
4,96�� 100%
= 2,92 %
H.
PEMBAHASAN
Keberadaan
kapur tanah erat kaitannya dengan keberadaan kalsium atau magnesium. Magnesium berasal dari mineral
fero-magnesium dan kalsium dari feldspor
dan akumulasi bahan kapur(karbonat), dolomit, kalsit, dan gipsum sebagai mineral sekunder. Kandungan Ca dan Mg
yang tinggi dalam tanah berhubungan
dengan taraf perkembangan tanah tersebut. Semakin kuat pelindian, semakin kecil kandungan kedua hara tersebut.
Kandungan kapur tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain komposisi batuan induk dan iklim. Kedua faktor ini berhubungan dengan kadar
lengas tanah, terbentuknya lapisan lapisan tanah, dan tipe vegetasi. Pengaruh
kapur terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman dapat ditinjau dari 2 segi, yang pertama ialah pengaruh langsung yaitu kapur sebagai sumber hara Ca dan Mg dan
yang kedua ialah pengaruh tidak langsung
yaitu berupa perbaikan sifat dan ciri tanah. Manfaat dari pengapuran tanah antara lain untuk menaikan harga pH
tanah, menyediakan Ca dan Mg untuk
tanaman, yang berperan pada serapan dan pergerakan unsur P didalam
jaringan tanaman, meperbaiki struktur
tanah serta memperbaiki pembentukan bintil-bintil akar. Bahan kapur pertanian ada 3 macam,
yaitu CaCO3 atau CaMg( CO3 )2, CaO atau
MgO, dan Ca( OH )2 atau Mg( OH )2. Kapur yang disarankan adalah CaCO3 atau CaMg( CO3 )2 yang digiling dengan
kehalusan 100% melewati saringan 20 mesh
dan 50% melewati saringan 80- 100 mesh ( Safuan, 2005 ).
Dua faktor
utama yang menentukan kualitas kapur partikel (mesh) adalah ukuran dan komposisi kimia. Ukuran partikel
mempengaruhi kecepatan di mana materinya
larut (laju reaksi). Komposisi kimia menentukan nilai bahan pengapuran yang menetralkan asam-atau jumlah asam yang telah
ditentukan bahan dapat menetralkan.
Murni kalsium karbonat (CaCO3) adalah standar untuk semua bahan pengapuran dan memiliki nilai menetralisir
asam 100 persen. Ketika bahan pengapuran
dievaluasi, dibandingkan dengan kalsium karbonat, dan nilainya menetralkan disebut Kalsium Karbonat Setara
(CCE) nilai atau CCE persen. Faktor lain
yang menentukan kualitas bahan pengapuran adalah kadar air tersebut.
Kadar air
persen menentukan berapa banyak bahan kimia reaktif telah diganti dengan air. Oleh karena itu, kadar air yang
lebih tinggi mengurangi efektivitas
bahan pengapuran berdasarkan berat, yaitu satu ton kering kapur akan
menetralisir asam lebih dari satu ton
kapur basah. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa persen 4-5 persen kadar air di dalam tanah
sebuah kapur pertanian meningkatkan
keseragaman penyebaran dengan mengurangi meniup denda (<Mesh 100)
partikel dibandingkan dengan benar-benar
kering (<1 Persen) pengapuran material. Faktor terakhir menentukan kualitas bahan pengapuran
isi Mg. Oleh karena itu, kombinasi
ukuran partikel, CCE, penanganan karakteristik, dan konten magnesium menentukan nilai dari bahan
pengapuran tertentu untuk situasi
pertanian tertentu (Alley, 2009).
Masalah –
masalah yang berkaitan dengan keasaman tanah, perlahan akan menurunkan material organik, miskin gumpalan
dan fiksasi N2 oleh tanaman legum,
kekurangan Ca dan Mg, Al dan Mn bersifat toxic dapat diobati dengan kapur. Batu kapur dalam tanah, kapur, tanah
campuran antara liat dengan kapur dan
ampas yang digunakan sebagai material konsituen utama CaCO3 dengan beberapa kapur oksida (CaCO) dan hidrat kapur
(Ca(OH)2). Walaupun Ca(OH)2 tergolong
basa kuat reaksi dengan melarutkan CO2 dari tanah udara ke bentuk Ca(HCO3)2 supaya menghasilkan reaksi sempurna
(White,2006).
Penambahan
kapur menimbulkan muatan positif (kation) dalam air pori. Penambahan kation ini memungkinkan terjadinya
proses tarik menarik antara anion dari
partikel tanah dengan kation dari partikel kapur serta kation dari
partikel kapur dengan anion dari
partikel air (proses pertukaran ion/cation exchange). Proses ini mengganggu proses tarik menarik
antara an-ion dari partikel tanah dengan
kation dari partikel air serta proses tarik menarik antara an-ion dan
kation dari partikel air, sehingga
partikel tanah kehilangan daya tarik antar partikelnya. Berkurangnya daya tarik antar partikel tanah
dapat menurunkan kohesi tanah.Penurunan
kohesi ini menyebabkan mudah terlepasnya partikel tanah dari ikatannya. Penambahan kapur yang semakin
banyak akan menyebabkan semakin
turunnya
nilai kohesi. Dengan turunnya nilai kohesi akan menyebabkan turunnya nilai batas cair pada tanah (Wiqoyah, 2006).
Namun apabila berlebihan, pengapuran
dapat berdampak negatif berupa penurunan ketersediaan Zn, Mn, Cu, B yang dapat menyebabkan tanah menjadi
devisiensi keempat unsur ini, serta
dapat mengalami keracunan Mo (Hanafiah, 2005).
Kapur yang
mengandung sejumlah besar Mg dapat mengurangi Ca: rasio Mg dalam tanah. Kapur dari dolomit mengandung
Mg 10 sampai 15%, sedangkan kalsit kapur
mengandung kurang dari 1% Mg. The University of Missouri program uji tanah, yang menggunakan filosofi SL,
merekomendasikan dan menerapkan bahan
penetral yang efektif (ENM) kapur untuk meningkatkan pH tanah garam menjadi antara 6,1 dan 6,5, yang pH garamnya
sasaran kisaran untuk kapas. ENM
digunakan untuk menunjukkan efektivitas pengapuran bahan yang
didasarkan pada kalsium karbonat diukur
kesetaraan dan ukuran partikel. Jika tanah yang
kekurangan Mg, kapur dolomit dapat direkomendasikan untuk memperbaiki keasaman tanah dan meningkatkan Mg tanah
(Stevens, 2005).
Kandungan
kapur tanah jumlahnya bervariasi tergantung dari bahan induknya, proses perkembangannya dan ulah
manusia sebagai pembudidaya tanah. Kapur
berperan penting bagi pertumbuhan tanaman sebagai hara, juga sebagai agensia yang membuat pH cenderung tinggi,
kapur juga berperan sebagai pembangun
agregat tanah.
Kapur yang
terlalu tinggi kadarnya menyebabkan fiksasi terhadap unsur fosfat dan mengurangi ketersediaan unsur
kalium. Kandungan calsium dalam tanah
akan turun karena tererosi, diserap tanaman dan karena tercuci, sehingga timbul usaha-usaha manusia untuk menambah
kadar kapur dalam tanah,penambahan ini
mempunyai tiga efek yaitu efek fisika, kimia dan biologi tanah.
Analisa
kadar kapur dalam tanah dilakukan dengan metode Mohr. Dalam metode ini kadar kapur tanah disetarakan
dengan banyaknya CO2 yang hilang.
Pada analisa dengan metode ini akan terjadi reaksi antara
CaCO3 dengan HCl dan terbantuk CO2
CaCO3 + HCl CaCl2 + CO2 + H2O
CO2 yang
terjadi dapat diketahui beratnya dengan jalan menguapkannya. Berku-rangnya berat setelah didiamkan
beberapa saat, menunjukkan banyaknya CO2
yang diuapkan. Dari berat CO2 yang terjadi, dapat kita tentukan banyaknya CaCO3 yang terdapat dalam tanah
I.
KESIMPULAN
Dari hasil
penelitian diatas mengenai Kadar Kapur Equivalen (Setara Tanah) dapat disimpulkan bahwa :
1. Tanah regosol memiliki kadar kapur sebesar 2,92%
2.
Keberadaan kapur tanah erat kaitannya dengan keberadaan kalsium atau magnesium.
3.
Pengaruh kapur terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman dapat ditinjau dari 2 segi, yang pertama ialah pengaruh
langsung yaitu kapur sebagai sumber hara
Ca dan Mg dan yang kedua ialah pengaruh tidak langsung yaitu berupa perbaikan sifat dan ciri tanah.
4.
Kandungan kapur tanah jumlahnya bervariasi tergantung dari bahan induknya, proses perkembangannya dan ulah manusia
sebagai pembudidaya tanah. 5. Kapur yang
terlalu tinggi kadarnya menyebabkan fiksasi terhadap unsur fosfat dan mengurangi ketersediaan unsur
kalium.
6. Analisa
kadar kapur dalam tanah dilakukan dengan metode Mohr. Dalam metode ini kadar kapur tanah disetarakan
dengan banyaknya CO2 yang hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih,S
dan T.Priharni.1986.Pengaruh pengapuran
dan inokulan terhadap produksi dan
pembibitan tanaman kedelai pada tanaman padsolik situng II .Sumatera Barat.139 – 150.
Alley, M.
2009.Sources of lime for acid soils in
virginia.Virginia Cooperative Extension Journal:
452-510.
Hanafiah,
Kemas Ali. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Haryantoantho.2011.Klasifikasi Tanah di Dunia. http://www.klasifikasi-tanah-di dunia.html/
Nurcholis
M., E. R. Sasmita, S.G Sutoto. 2005. Kualitas
tanah di topografi karst di Bedoyo
Gunungkidul dan hubungannya dengan reklamasi lahan bekas tambang. Fakultas Geografi Universitas
Gadjah Mada. Prosiding Lokakarya
Nasional.
Wiqoyah,Q. 2006. Penagruh kadar kapur waktu perawatan dan perendaman terhadap kuat dukung tanah lempung. Dinamika Teknik Sipil 6:16- 243
Komentar
Posting Komentar